Review Buku: Johan Series by Lexie Xu #7
Kalian tau kan kalau Banda Aceh sekarang sudah ada gramedia? Yak,
thats what I need.
Aku bukan tipe orang yang suka keluar masuk bioskop. Well, sebenarnya
sampai sekarang malah belum pernah ke bioskop. Aku bakalan lebih senang kalau
seharian dikasih waktu mutar-mutar gramedia. Karena itulah tiap kali ke Medan
prioritas utama adalah gramedia, bukan tempat kuliner, bioskop, mall atau pun
yang lainnya.
Sekarang Banda Aceh sudah punya gramedia dan welcome motto baru,
“makan atau beli novel”!
Anyway alasan utama kenapa aku menyinggung tentang gramedia adalah
karena selama aku mampir 3 kali ke gramedia di Banda Aceh, novelnya masih dalam
2 kategori. Kategori buku lama dan katageri novel favorit. So yang terbaru-baru
tapi belum banyak disukai orang itu gak kelihatan. Berhubung aku selalu rajin
menabung (ehem) untuk beli buku tentunya tiap kali ke Medan (sekarang gak usah
jauh jauh), aku menggunakan uang tersebut untuk memenuhi wish list aku.
Melengkapi novel Lexie Xu yang kupunya.
Dulu rencanaku sempat lebih gila lagi, memesan online untuk sekalian
dapat ttd Lexie Xu. Syukurlah aku tidak benar-benar melakukannya karena meski
harga novel diskon 15%, ongkirnya mahal banget ke Aceh, hiks! (maybe kalo aku udah kerja sendiri dan Lexie Xu masi nerbitin buku akan kulakukan someday)
Dan jadilah sekarang koleksiku selengkap ini!
Taraaa!
Foto ini baru koleksi dari series pertama Lexie Xu yaitu Johan Series. Seperti yang bisa kalian
lihat, ada 4 novel dari series ini dengan judul Obsesi, Pengurus MOS Harus
Mati, Permainan Maut dan Teror. Fyi, kedua buku yang baru kubeli
berjudul Obsesi dan Permainan Maut.
Aku pertama kali baca novel Obsesi
di perpustakaan SMP sehingga aku beli sendiri lanjutannya. Judul yang ketiga
dimiliki oleh teman baikku, Haura, yang sayangnya dia juga kehilangan novel
tersebut. Judul terakhir, tentu saja kubeli karena mendengar itu novel
penyelesaiannya. Berhubung aku gak mereview satu satu, jadi akan kukatakan saja
disini. Novel PMHM kubeli pada cetakan
keduanya di tahun 2011 dan Teror di
cetakan keduanya juga tahun 2012. Itu artinya sekarang memasuki tahun keenam
aku menjadi seorang Lexsychopaths (sebutan untuk penggemar Lexie Xu).
Lalu untuk novel Obsesi yang
baru kubeli sudah cetakan kesembilan tahun 2017 dan Permainan Maut cetakan ketujuh tahun 2017 pula. Keduanya sudah
mengalami perbaruan cover ketika ulang tahun Gramedia yang kesekian. Meski aku
mengincar cover lama karena 2 novelku lainnya juga cover lama, aku tetap beli
juga kedua ini dengan cover baru karena aku pengen banget koleksi novel ini.
Untung saja aku masih cukup waras untuk tidak mengoleksi dia dengan cover baru
sekalian. Perbandingan cover baru dan lamanya tampak seperti di bawah ini.
![]() |
Johan Series edisi cover lama. Sumber: Google |
![]() |
Johan Series edisi cover baru. Sumber: Google |
Kalian lebih suka yang mana?
Berhubung ini novel dengan genre misteri, thriller dan tak ketinggalan
romance pula, mungkin bakalan susah untuk mereview satu satu apalagi tanpa spoiler sedikit pun.
Jadi buat kalian yang gak suka spoiler, mohon maaf banget. Tapi aku bakalan
mengusahakan agar spoiler tidak sampai mengenai klimaks. Maka aku kumpulkan aja satu series jadi satu review.
Mari kita keluarkan sekuel dari halaman belakang cover mereka.
Halo, namaku Jenny Angkasa dan
hidupku saat ini bagaikan deretan mimpi buruk. – OBSESI.
Halo, namaku Hanny Pelangi dan hidupku saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk. – PENGURUS MOS HARUS MATI.
Yo, namaku Tony Senjakala dan
hidupku saat ini bagaikan sederetan mimpi buruk. – PERMAINAN MAUT.
Namaku Johan, dan akulah
penyebab mimpi buruk semua orang. – TEROR.
Ohya, mari kita kenalan dengan tokoh-tokoh utama sepanjang series ini.
Ada Jenny Angkasa, cewek baik hati yang rada rendah diri. Kemudian
Hanny Pelangi, cewek populer yang narsis banget dan rada egois, temen yang
cocok dengan seorang Hanny hanya Jenny yang baik hati dan sabar banget.
Kemudian ada Tony Senjakala dan Markus Mann yang bersahabat sejak
kecil dan sama-sama jago judo.
Ada Frankie Cahyadi, tokoh utama pada Pengurus MOS Harus Mati yang seharusnya dia seumuran dengan Jenny
dan Hanny tapi tinggal kelas gara-gara suka buat onar di sekolah.
Selanjutnya Tory, si tokoh utama pada novel Permainan Maut. Btw, dia cewek yang kekuatannya kayak cowok dan
gokil.
Lalu ada, Johan si cowok misterius.
Mereka semua akan dipertemukan pada novel terakhir yaitu Teror.
Novel pertama yang kubaca tentu saja, Obsesi. Saat itu jarak terbit antara novel Obsesi dan PMHM rada
jauh, dan penulisnya sendiri gak menyangka bakalan menerbitkan sekuel
ceritanya. Jadi semua pembaca pada masa itu berpikir ending dari novel Obsesi ini ‘menggantung’. Yah, seperti
kebanyakan cerita misteri lainnya. Meski begitu, dari banyak reaksi pembaca
yang kulihat bahkan dari teman-temanku yang gak begitu hobi membaca, mereka
senang banget dengan novel ini karena alurnya yang gak mudah ditebak dan sikap
kocak para tokoh-tokoh utamanya.
Kesan pertama untuk novel Obsesi,
serius aku merinding. Karena penjelasan suasananya itu ngena banget dan hanya
karena novel ini aku sempat parno sendirian di rumah. Ini juga novel misteri
kedua yang kubaca setelah petualangan lima sekawan karya Enid Blyton (yang
ngomong-ngomong tidak ingat lagi judul yang pernah kubaca).
Selanjutnya PMHM, kubaca
dengan perasaan rada baper baper kocak gimana gitu karena pemeran utamanya
disini tampil seolah-olah ini novel romance biasa, tapi kita tahu seorang Lexie
Xu selalu membuat novel dengan keadaan yang mirip dengan kenyataan. Jadi ya
banyak romance gagal zonk gimana gitu.
Ketiga, Permainan Maut yang
emang maut banget. Sebenarnya aku gak begitu suka sama romance di novel ini.
Tapi di antara sekuel ini, yang pertama kali memang menjelaskan situasi “hidup
dan mati” emang di Permainan Maut.
Soalnya kalau di novel yang pertama dan kedua kebanyakan mengambil latar di
sekolah dan komplek perumahan. Kalau yang di ketiga.. penasaran? Ayo baca!
Terakhir, Teror. Yep yep,
seperti sekuel lainnya, semua permasalahan yang tidak terselesaikan sebelumnya
akan dibahas disini. Tapi tenang. Novelnya gak tebel tebel kok. Yang paling
tebal hanya Permainan Maut dengan 278
halaman, sedangkan untuk novel yang terakhirnya yang punya bagian klimaks dan
antiklimaks hanya 252 halaman.
So kalau kalian tertarik dengan novel misteri yang berseries, punya
bagian romance serta ceritanya gak terlalu berat dan gak panjang-panjang amat, Johan Series ini recommended banget.
Karena kalau menurut kalian ini udah panjang, kalian bakal lebih
terkaget kaget lihat Omen Series
yang ngomong-ngomong akan ku posting reviewnya secepatnya.
Ohiya sebelum mengakhiri postingan kali ini, aku bakal ceritain
sedikit funny moment buat aku dan teman-temanku yang disebabkan oleh aku.
Ceritanya sore itu saat SMP, temanku yang bernama Muna baru saja
meminjam novel Obsesi di perpustakaan
dan sedang enak-enak baca di kamarnya. Lalu saat dia sedang membaca di halaman
28 (kalian harus menemukan sendiri momen seperti apa yang terjadi di halaman
tersebut), aku tiba-tiba datang dan membunyikan bel pintu rumahnya. Seharusnya
itu kejadian biasa. Normalnya sih, ketika kita datang ke rumah orang lain
pastinya kita mencari bel pintu dan membunyikannya kan?
Tapi tidak untuk komplek perumahan kami. Kebanyakan bel pintunya sudah
tidak berfungsi, sehingga orang-orang sering mengabaikan keberadaan bel pintu
dan lebih memilih mengetuk pintu secara langsung. Nah, saat itu aku hanya
mencoba-coba saja. Simpel, kalo belnya berfungsi maka akan terdengar suara di
dalam dan orang akan keluar. Kalau tidak, maka ketuk pintu.
Tapi rupanya, Muna bilang padaku, bel rumahnya sudah lama tidak
berfungsi lagi karena sudah rusak. Tapi hari itu aku mengagetkan Muna dengan
membunyikan bel rumahnya padahal saat itu dia sedang sendirian membaca novel.
Dan catatan, Muna itu takut banget sama hantu. What a moment.
Funny moment berikutnya yaitu sama Haura. Kejadiannya beberapa hari
setelah dia pulang dari Medan dan aku menitip beberapa novel padanya dari
Gramedia termasuk novel Teror.
Kebiasaan kami adalah, mengizinkan si orang yang dititipkan untuk membaca novel
yang dititip sehingga saat itu Haura sedang berada di kamarnya dan membaca
novel Teror.
Kejadiannya mirip, hanya saja bukan masalah bel pintu. Saat itu aku
datang untuk mengambil novel-novel titipan tersebut. Aku mengetuk pintu depan,
yang membuka adalah Mamanya sehingga beliau langsung menyuruh aku untuk
masuk ke kamar. Tapi aku memilih untuk mengetuk pintu kamar Haura dulu karena
biasanya dia mengunci kamarnya. Saat aku mengetuk, aku tidak lantas
memanggilnya. Selang beberapa detik karena tidak ada respon baru aku mulai
memanggil dia. Karena tidak ada respon juga, aku mencoba membuka pintunya dan
ternyata benar terkunci. Berarti benar ada orang. Tapi heran, karena tadi
sebelum aku ke rumahnya, aku sudah
mengabari sehingga dia gak mungkin tidur. Barulah aku ketuk-ketuk lagi dan
akhirnya dia keluar.
Dia bilang dia gak mau keluar tadi karena kaget dan sedih.
Tebak karena apa?
Karena dia pas banget lagi baca Teror
halaman 238. Again, baca sendiri ya apa yang terjadi!
Intinya, itu adalah poin klimaks dan gara-gara aku salah momen untuk
mengetuk pintu, akhirnya dia spoiler ke aku! Damnn
Begitulah ceritanya, silahkan mulai membaca Johan Series. Nantikan pula review Omen Series.
Dan kalau kalian ada kritik dan saran, silahkan tinggalkan komentar.
Jangan lupa untuk membaca website blogku yang sebelumnya di www.bellasabnov.blogspot.com
Sampai jumpa di review berikutnya. Happy reading <3
Komentar
Posting Komentar